LALAT

2.1       Definisi Lalat
Lalat adalah serangga anggota ordo diptera (seranga yang dapat terbang) yang ditandai dengan hanya memiliki sepasang sayap saja untuk terbang dan sepasang lainnya tidak berkembang, tetapi hanya merupakan bungkul yang berguna bagi alat keseimbangan. Diperkirakan ada lebih dari 85.000 spesies lalat terdapat didunia (Winarno, 2006).
Lalat merupakan salah satu insekta (serangga) termasuk dalam ordo diphtera yang mempunyai sepasang sayap berbentuk membran dan saat ini diseluruh dunia dapat dijumpai sekitar ± 60.000 – 100.000 spesies lalat (Santi, 2001).
Peranan lalat dalam menimbulkan penyakit umumnya bersifat mekanis, yaitu dengan tercemarnya makanan oleh bibit penyakit yang kebetulan menempel pada tubuh, kaki ataupun bulu-bulu lalat ketika hinggap di makanan tersebut. Sedangkan beberapa macam lalat lainnya dapat menimbulkan penyakit pada manusia dengan jalan meninggalkan telur/larvanya pada luka yang terbuka dan kemudian larva tersebut hidup pada daging manusia (Azwar, 1995).
2.2       Morfologi Lalat
Pada umumnya berukuran kecil, sedang sampai berukuran besar, mempunyai sepasang sayap di bagian depan dan sepasang halter sebagai alat keseimbangan di bagian belakang, bermata majemuk dan sepasang antena yang seringkali pendek terdiri atas tiga ruas. Mata lalat jantan lebih besar dan sangat berdekatan satu sama lain sedang yang betina tampak terpisah oleh suatu celah dan berbentuk lebih besar daripada lalat jantan (Santi, 2001).
Mata lalat dapat mengindra getaran cahaya 330 kali per detik. Ditinjau dari sisi ini, mata lalat enam kali lebih peka daripada mata manusia. Pada saat yang sama, mata lalat juga dapat mengindra frekuensi-frekuensi ultraviolet pada spektrum cahaya yang tidak terlihat oleh kita. Perangkat ini memudahkan lalat untuk menghindar dari musuhnya, terutama di lingkungan gelap.
Thorax seperti bentuk kota chitin, terutama merupakan pangkal untuk melekatnya otot otot kuat  untuk terbang. Mesothorax yang membesar (ruas kedua) merupakan bagian utama dari thorax dan memikul sayap membran yang besar, protorax (ruas pertama) dan metathorax (ruas ketiga) yang menjadi kecil merupakan semacam cincin yang menghubungkan thorax dengan kepala dan abdomen. Tiap ruas thorax mempunyai sepasang kakiyang bewarna dan mempunyai duri duri dan rambut.
          Kaki yang beruas ruas dapat berakhir sebagai kuku  yang berambut yaitu pulvillus, yang mengeluarkan bahan perekat. Dua ruas pertama daripada abdomen mengalami atrofi dan ruas lainnya tidak selalu dapat di bedakan.
          Antena yang dilengkapi dengan alat peraba, terdiri dari serangkaian ruas yang serupa atau tidak serupa, yang jumlah, bentuk, dan perangkai bulu bulunya merupakan sifat khas untuk berbagai genus. Lalat yang lebih primitf mempunyai antena panjang dengan banyak ruas, sedangkan spesies yang lebih berkembang mempunyai antena pendek yang lebih kuat dengan jumlah ruas yang kurang.
          Berbagai penyesuaian daripada bagian mulut memungkinkan lalat untuk mengambil makanan darah dan cairan jaringan hewan, madu dari bunga, cairan atau makanan yang dapat dicairkan oleh zat pencernaannya. Berbagai modifikasi dari bagian mulut penting untuk membedakan genus dan spesies. Untuk menembus kulit digunakan medibula yang berbentuk seperti gergaji dan maxilla seperti kikir, saluran makanan dibentuk oleh labium epipharynx dan hipopharynx. Pada musca penghisap darah alat pemotong ialah gigi prostoma yang terbentuk khusus pada ujung labella daripada labium. Pada spesies bukan penghisap darah, lalat menghisap makanannya dalam bentuk cairan melalui labella.
          Lalat mempunyai pasangan sayap sejati yang bersal dari mesothorax dan haltere kecil sebagai gada yang dianggap homolog dengan sayap yang berasal dari metathorax pada insekta lain. Sayap sejati tipis, sebagai lanjutan tergit yang seperti membran, ditunjang oleh saluran trachea yang longitudinal dan terdiri dari chitin atau disebut pula vena yang berasal dan berjalan radier dari pangkal sayap dan yang disambung pada bagian tertentu oleh vena melintang. Vena ini mungkin tembus cahaya atau diliputi duri, sisik atau rambut yang memberi rupa mengkilat atau berbintik-bintik. Bagian diantara vena-vena disebut sel. Jumlah dan letak vena dan sel yang dilingkarinya, dan distribusi rambut dan sisik sangat penting dalam menentukan genus dan spesies (Born, 1979).
Lalat jantan dan betina dapat dibedakan dari ovipositornya dan posisi sayapnya. Sayap betina agak kurus dan lebih panjang, sedangkan sayap jantan agak melengkung pada bagian atasnya. Panjang tubuh lalat betina 12,94-14,98 mm, lebar thorak 2,45-2,83 mm dengan rentang sayap 18,14-20,98 mm. Panjang tubuh lalat jantan 12,96-14,46 mm, lebar thorak 2,49-2,73 mm dengan rentang sayap 17,90-20,92 mm.
gambar 2.1 morfologi lalat

2.3       Siklus Hidup Lalat
Siklus hidup semua lalat terdiri dari 4 tahapan, yaitu telur, larva, pupa dan lalat dewasa. Lalat dewasa akan menghasilkan telur berwarna putih dan berbentuk oval. Telur ini lalu berkembang menjadi larva (berwarna coklat keputihan) di feses yang lembab (basah). Setelah larva menjadi dewasa, larva ini keluar dari feses atau lokasi yang lembab menuju daerah yang relatif kering untuk berkembang menjadi pupa. Dan akhirnya, pupa yang berwarna coklat ini berubah menjadi seekor lalat dewasa. Pada kondisi yang optimal (cocok untuk perkembangbiakan lalat), 1 siklus hidup lalat tersebut (telur menjadi lalat dewasa) hanya memerlukan waktu sekitar 7-10 hari dan biasanya lalat dewasa memiliki usia hidup selama 15-25 hari.
gambar 2.2 siklus hidup lalat
Dalam waktu 3-4 hari, seekor lalat betina mampu menghasilkan telur sebanyak 500 butir. Pada suhu rendah telur ini tidak akan menetas (dibawah 12 –13 º C). Telur yang menetas akan menjadi larva berwarna putih kekuningan, panjang 12-13 mm. Akhir dari phase larva ini berpindah tempat dari yang banyak makan ke tempat yang dingin guna mengeringkan tubuhnya, Setelah itu berubah menjadi kepompong yang berwarna coklat tua, panjangnya sama dengan larva dan tidak bergerak. Phase ini berlangsung pada musim panas 3-7 hari pada temperatur 30–35 º C, Kemudian akan keluar lalat muda dan sudah dapat terbang antara 450–900 meter, Siklus hidup dari telur hingga menjadi lalat dewasa 6-20 hari Lalat dewasa panjangnya lebih kurang ¼ inci, dan mempunyai 4 garis yang agak gelap hitam dipunggungnya. Beberapa hari kemudian sudah siap untuk berproduksi, pada kondisi normal lalat dewasa betina dapat bertelur sampai 5 (lima) kali. Umur lalat pada umumnya sekitar 2-3 minggu, tetapi pada kondisi yang lebih sejuk biasa sampai 3 (tiga) bulan Lalat tidak kuat terbang menantang arah angin, tetapi sebaliknya lalat akan terbang jauh mencapai 1 kilometer. Dengan kemampuan bertelur ini, maka dapat diprediksikan dalam waktu 3-4 bulan, sepasang lalat dapat beranak-pinak menjadi 191,01 x 1018 ekor (dengan asumsi semua lalat hidup). Bisa kita bayangkan, dengan kemampuan berkembang biak lalat tersebut dapat memberikan ancaman tersendiri. 
2.4 Sifat-sifat Lalat
Pengetahuan akan sifat lalat dapat dimanfaatkan untuk mencari dan menemukan sumber lalat. Dengan mengetahui sifat sifat lalat dapat pula diusahakan cara menghindari lalat tersebut. Beberapa sifat-sifat lalat yang penting antara lain adalah: (Azwar, 1995: 121)
a.         Lalat suka hidup pada tempat kotor misalnya pada sampah
b.        Untuk berkembang biak lalat membutuhkan udara panas yang lembab serta tersedianya bahan makanan yang cukup
c.         Lalat tertarik pada bau-bauan yang busuk, serta bau dari makanan ataupun minuman yang merangsang
d.        Lalat tertarik pada cahaya lampu
e.         Lalat dapat terbang sejauh 200 m sampai 1000 m
f.         dan lalat takut dengan warna biru.
2.5 Tempat Perindukan
     Tempat perindukan lalat adalah: (Depkes RI, 1992).
a.          Kotoran Hewan
Tempat perindukan lalat  rumah yang paling utama adalah pada kotoran hewan yang lembab dan masih baru (normal nya lebih kurang satu minggu).
b.         Sampah dan sisa makanan dari hasil olahan
Disamping lalat suka hinggap juga berkembang baik pada sampah, sisa makanan, buah-buahan yang ada didalam rumah maupun dipasar.
c.          Kotoran Organik
Kotoran organik seperti kotoran hewan, kotoran manusia. Sampah dan makanan ikan adalah merupakan tempat yang cocok untuk berkembang biaknya lalat . 
d.         Air Kotor
Lalat Rumah berkembang biak pada pemukaan air kotor yang terbuka.
2.6 Jenis-jenis Lalat
Lalat pengganggu kesehatan tergolong ke dalam ordo Diptera, subordo Cylorrhapha, dan anggotanya terdiri atas lebih dari 116.000 spesies di seluruh dunia. Beberapa jenis famili yang penting antara lain adalah Muscidae (berbagai jenis lalat rumah, lalat kandang dan lalat tanduk), Calliphoridae (berbagai jenis lalat hijau) dan Sarcophagidae (berbagai jenis lalat daging) (Sigit, 2006).
a.         Famili Muscidae
1. lalat rumah (Musca domestica)
Lalat rumah mungkin merupakan salah satu serangga yang paling akrab dengan manusia. lalat rumah sering mengerumuni makanan, warnanya hitam, terbangnya cepat dan cekatan, serta menimbulkan suara berdengung yang ramai. Lalat rumah memilki tingkah laku seperti pencuri, Lalat rumah memiliki mulut dengan tipe penjilat dan penghisap. Di ujung alat mulutnya terdapat ribuan sel syaraf yang bertugas merasakan segala hal tentang makanannya. Dibagian permukaan tubuhnya terdapat beribu-ribu rambut perasa yang mampu menangkap desiran atau perubahan susunan molekul udara yang disebabkan oleh gerakan tangan atau sebab-sebab lain, hal inilah yang menyebabkan lalat sukar ditangkap dengan tangan. Sedangkan bunyi berdengung yang ditimbulkannya dihasilkan oleh kepakan sayapnya yang luar biasa cepat (Putra, 1994 : 83).
Lalat rumah mempunyai proboscis pendek dan berdaging dan tidak menggigit (Christina, 2006). Lalat rumah, musca domestica, menempati tempat kediaman manusia diseluruh dunia . telur diletakkan dalam kelompok kira kira sebanyak 100 butir dalam pupuk atau sampah. Seluruh lingkaran hidup berlangsung 10 sampai 14 hari, dan lalat dewasa hidup kira kira satu bulan . larvanya kadang kadang menyebabkan myiasis usus dan saluran kencing dan saluran kelamin (brown,1979). Daya terbang lalat rumah tidak sampai 1000 meter dan rata-rata hanya terbang pada jarak 274 m (Winarno, 2006).
Karena kebiasaannya bertelur di dalam kotoran (faeses) manusia dan ternak, lalat rumah perlu diwaspadai karena dapat menjadi vector atau transmitter dari bermacam macam penyakit menular yang disebabkan oleh kuman, protozoa, dan lain-lain, misalnya penyakit disentri, kolera dan sebagainya (Djanah, 1983)
2)      Lalat Kandang (Stomoxys calcitrans)
Morfologi lalat  kandang berbentuk lonjong, bewarna agak kelabu, menyerupai lalat rumah tetapi sedikit lebih besar. Ia dapat dibedakan oleh proboscisnya  yang berbentuk bayonet, wujudnya yang kuat, bewarna gelap, thorax dengan empat garis longitudinal , dan abdomen yang bergaris garis lebar. Labium yang pada lalat lain biasanya membentuk selubung untuk bagian mulut sendiri merupakan alat penusuk.
Lalat kandang biasanya mendatangi kandang dan halaman petani, tertarik oleh hewan dan tumbuh tumbuhan yang membusuk. Keduanya, yang jantan dan betina menyerang hewan peliharaan dan manusia waktu siang hari. Lalat memasuki rumah selama atau sesudah hujan lebat. Jangka hidup stadium dewas kira kira 17 hari . yang betina meletakaan telur sampai 275 butir selama hidupnya, dalam kelompok 20-50 butir, pada tumbuh tumbuhan yang membusuk dan lembab pada halaman gudang , tanah yang berawa atau pad tepi sungai. Telur yang panjang bewarna putih susu, bentuknya seperti pisang, berkembang dalam 1-3 hari menjadi larva tanpa kaki. Larva ini bewarna putih susu dan tembus cahaya, dalam waktu 1-3 minggu tumbuh menjadi pupa . dalam keadaan baik, lingkaran hidup diselesaikan dalam waktu 3-4 minggu (Brown,1979).
Lalat ini suka menggigit dan menghisap darah semua jenis ternak. Dalam mencari makanan, ia biasanya berpindah-pindah dari ternak yang satu ke ternak yang lainnya. Karena itu dapat menjadi transmitter wabah dari penyakit anthrax, surra, piroplasmosis dan anaplosmosis (Djanah,1983)
3.)        Lalat Daging (Famili Calliphoridae)
1)         Chrysomya
Chrysomyia berukuran sedang dengan tubuh berwarna hijau mengkilat dan sayap yang jernih dengan variasi yang jelas. Abdomennya mempunyai garis-garis transversal. Lalat ini menyukai luka-luka terbuka yang basah dan menyebabkan myiasis pada mata, tulang dan tempat-tempat lainnya.
2)         Calliphora
Calliphora yang dikenal sebagai Blue bottle flies ini berwarna biru metalik dan mempunyai ukuran tubuh yang besar. Lalat ini menyukai bangkai hewan sebagai tempat berkembang biak dan dapat menimbulkan myiasis pada kulit, intestinal dan urogenital (Armiyanti, 2004).
5.)        Lalat Buah (Famili Tephritidae)
Anggota anggota kelompok ini adalah lalat lalat yang berukuran kecil sampai sedang yang biasanya mempunyai sayap sayap yang bertotol totol atau berpita, totol-totol sering sekali membentuk pola yang menarik dan rumit. Mereka dapat dikenali oleh struktur oleh struktur dari subkosta, yang dibagian ujungnya membengkok kedepan pada hamper satu sudut yang tepat kemudian melenyap keluar.yang dewasa terdapat pada bunga bunga atau tumbuh tumbuhan (Borror, dkk, 1992).
Lalat buah dewasa dicirikan dengan tubuhnya yang sebagian besar bewarna kuning cerah atau cokelat. Ukuran tubuhnya kira kira sama dengan lalat rumah. Namun, mereka tidak terbang selincah lalat rumah. Telur telur lalat buah bewarna bening dan berbentuk seperti buah pisang. Telur telur ini diletakkan secara berkelompok didalam rongga dibawah kulit buah. Mereka akan menetas beberapa hari kemudian. Larva muda yang keluar dari telur akan membuat lubang menuju kebagian buah yang lunak dan mulai memakannya. Larva yang sudah tua akan keluar dari buah dan berpupa di dalam tanah. Pupa lalat buah berbentuk tong bewarna coklat. Tong tersebut adalah penutup pupa atau kokon dan disebut puparium. Puparium tersebut melindungi pupa lalat buah dari gangguan lingkungan disekitarnya. Lalat buah akan muncul beberapa hari kemudian (Subiyakto.1992)
6.)        Lalat Penghisap Darah (Famili Tabanidae, Genus Tabanus)
Morfologi lalat dewasa: Ukuran agak besar 1-2,5 cm, warna mengkilap, hidup dalam hutan yang teduh. Hanya betina yang menghisap darah. Tubuhnya dibagi atas daerah kepala, thorax dan abdomen dengan jelas, warnanya ada yang hitam dan cokelat.
Bagian kepala: Bentuk segitiga, besar, terdapat sepasang mata bertipe holoptik pada jantan dan bertipe dichoptik pada betina. Sepasang antenna, bersegmen tiga dengan ujung buku-buku. Bentuk antenna ini berbeda dengan genus lain karena pendek.
Bagian thorax: Di bagian dorsal terdapat corak yang berbeda bagi tiap spesies. Terdapat sepasang sayap dengan 5 buah posterior cell. Pada genus Tabanus tidak mempunyai bercak-bercak. Vena ke-3 A panjang dan vena ke-3 B berakhir sebelum ujung sayap. Terdapat kaki 3 pasang.
Bagian abdomen: Terdiri atas segmen-segmen. Jantan dan betina dibedakan ada tidaknya ovipositor.
Siklus hidup: Metamorfose sempurna, terjadi perubahan dari stadium telur, stadium larva, stadium pupa akhirnya stadium dewasa.
 
2.7       Penyakit yang Ditularkan oleh Lalat
A.        Gangguan Kesehatan
Lalat banyak sekali jenisnya dan yang paling banyak merugikan manusia adalah jenis lalat rumah (Musa domestica), lalat hijau (lucilia) , lalat biru (calliphora vomituria) dan lalat latrine (Fannia canicularis). Dari beberapa jenis yang disebutkan diatas lalat rumah tertentu pemakan makanan yang berbau busuk biasa dia memakan bahan berbentuk cairan seperti : Sirup, Susu, buah-buahan dan sayuran yang basah dan membusuk, sputum, kotoran, air dia juga mencemari makanan pada kulit/tubuh yang basah seperti mulut, lubang hidung, mata pada luka serta pada daging kemudian lalat hinggap pada keju, gula, dan makanan lain lalat memakan makanan kering dengan bantuan dia mengeluarkan air liurnya yang mengandung penyakit kemudian dihisapnya kembali makanan tadi hingga lalat sudah dikenal sejak lama sebagai pembawa penyakit.
Lalat rumah ini tersebar merata di berbagai penjuru dunia, beberapa penyakit yang ditularkan melalui makanan oleh lalat ini seperti disentri, kholera, typhoid, diare gatal-gatal pada kulit. Penyakit tersebut disebabkan karena sanitasi lingkungan yang buruk Penularan ini terjadi secara mekanis, dimana kulit tubuh dan kaki-kakinya yang kotor tadi merupakan tempat menenmpelnya micro organisme penyakit perut kemudian hinggap pada makanan.
Lalat Rumah, lalat hijau, lalat biru dapat membawa kuman dari sampah atau kotorannya kepada makanan dan menimbulkan penyakit bawaan makanan. Lalat membawa bacteri pada tubuh dan kaki-kakinya, Sewaktu lalat menikmati makanan ia akan mencemari makanan melalui cairan yang dikeluarkan oleh makanan yang dicerna dan masuk kembali kedalam permukaan makanan . Bila lalat terlampau banyak maka lalat dapat membuang kotoran diatas makanan, sehingga makanan menjadi tercemar oleh telor atau larva lalat, ada juga gangguan kenyamanan merusak pemandangan geli/jijik, gatal-gatal pada kulit, menimbulkan tidak nyaman akhirnya napsu makan berkurang, selain itu dari segi estitika terkesan jorok akibatnya dapat menjadi sumber complain bagi tamu karena dianggap telah menjual makanan yang kotor.
Lalat pengganggu umumnya mati dengan insektisida berupa tepung atau semprotan yang
dapat memusnakan telor, Lalat dewasa dan larvanya. Jika penggunaan insektisida semprotan yang berizin akan menimbulkan sisa atau iresidu, tentu saja penanganannya harus hati-hati terutama ditempat pengolahan makanan karena bahan kimia (pestisida) selain mencemari makanan langsung juga akan mencemari peralatan atau terhirup langsung bila tidak hati-hati
sewaktu penyemprotan oleh sebab itu peralatan orang dan makanan harus jauh dan peralatan/makanan diletakkan ditempat tertutup, karena perlu dipertimbangkan factor keamanannya bila mana akan menggunakan perusahaan pemberantas hama (pest control) swasta. Pengetahuan tentang racun dan insektisida, kebiasaan dari lalat serta resiko pencemaran harus diketahuinya dengan baik.
Lalat mengandalikan insting tertarik pada bau-bau yang khas yaitu pada sampah yang membusuk, telur-telur lalat perlu waktu 1 (satu) hari untuk menetasnya larva dan diperlukan waktu 3 –5 hari untuk berubah dari larva menjadi pupa atau kepompong dan pada hari ke 7 (tujuh) pupa tersebut berubah bentuk menjadi lalat dewasa, maka untuk memutuskan siklus hidup, penumpukan sampah oleh karena peranan yang demikian besar dalam penyebaran penyakit dan khususnya yang dapat ditularkan melalui makanan, peralatan, penjamah, dan tempat dimana makanan tersebut berada perlu mendapat pengawasan yang cermat terhadap lalat sehingga tidak mengganggu kehidupan dan kesehatan manusia.
B. Penyakit yang ditularkan oleh lalat serta gejala-gejalanya
1. Desentri
            Disentri adalah peradangan usus besar yang ditandai dengan sakit perut dan buang air besar. Buang iar besar ini berulang-ulang yang menyebabkan penderita kehilangan banyak cairan dan darah. Penyebab umum disentri adalah infeksi parasit Entamoeba histolytica yang menyebabkan disentri amuba dan infeksi bakteri golongan Shigella yang menjadi penyebab disentri basiler. Penderita perlu segera mendapatkan perawatan medis, jika tidak dapat mengancam jiwa.
a) Gejala
a.Buang air besar dengan tinja berdarah
            b.Diare encer dengan volume sedikit
            c.Buang air besar dengan tinja bercampur lender (mucus)
            d.Nyeri saat buang air besar (tenesmus)
b.) Perawatan
            Tujuan pengobatan adalah menghentikan segera gejala yang terjadi dan kemudian menghilangkan amuba dalam tubuh serta menyembuhkan luka akibat infeksi.
c.) Pencegahan
Pencegahan disentri dapat dilakukan dengan senantiasa menjaga kebersihan diri dan lingkungan. Langkah awal yang paling sederhana adalah membiasakan mencuci tangan sebelum makan dan mengkonsumsi makanan yang bersih dan sehat. (http://obat-penyakit.com)
2. Diare
Adalah sebuah penyakit di mana penderita mengalami rangsangan buang air besar yang terus-menerus dan tinja atau feses yang masih memiliki kandungan air berlebihan. Di Dunia ke-3, diare adalah penyebab kematian paling umum kematian balita, dan juga membunuh lebih dari 1,5 juta orang per tahun.
Kondisi ini dapat merupakan gejala dari luka, penyakit, alergi (fructose, lactose), memakan makanan yang asam,pedas,atau bersantan secara berlebihan, dan kelebihan vitamin C dan biasanya disertai sakit perut, dan seringkali mual dan muntah. Ada beberapa kondisi lain yang melibatkan tapi tidak semua gejala diare, dan definisi resmi medis dari diare adalah defekasi yang melebihi 200 gram per hari.
Hal ini terjadi ketika cairan yang tidak mencukupi diserap oleh usus besar. Sebagai bagian dari proses digestasi, atau karena masukan cairan, makanan tercampur dengan sejumlah besar air. Oleh karena itu makanan yang dicerna terdiri dari cairan sebelum mencapai usus besar. Usus besar menyerap air, meninggalkan material yang lain sebagai kotoran yang setengah padat. Bila usus besar rusak / radang, penyerapan tidak terjadi dan hasilnya adalah kotoran yang berair.
Diare kebanyakan disebabkan oleh beberapa infeksi virus tetapi juga seringkali akibat dari racun bakteria. Dalam kondisi hidup yang bersih dan dengan makanan mencukupi dan air tersedia, pasien yang sehat biasanya sembuh dari infeksi virus umum dalam beberapa hari dan paling lama satu minggu. Namun untuk individu yang sakit atau kurang gizi, diare dapat menyebabkan dehidrasi yang parah dan dapat mengancam-jiwa bila tanpa perawatan.
Diare dapat menjadi gejala penyakit yang lebih serius, seperti disentri, kolera atau botulisme, dan juga dapat menjadi indikasi sindrom kronis seperti penyakit Crohn. Meskipun penderita apendisitis umumnya tidak mengalami diare, diare menjadi gejala umum radang usus buntu.
Diare juga dapat disebabkan oleh konsumsi alkohol yang berlebihan, terutama dalam seseorang yang tidak cukup makan. jadi apabila mau mengkonsumsi alkohol lebih baik makan terlebih dahulu.
Gejala yang biasanya ditemukan adalah buang air besar terus menerus disertai mual dan muntah. Tetapi gejala lainnya yang dapat timbul antara lain pegal pada punggung,dan perut berbunyi.
3. Typhoid
Demam Thypoid adalah penyakit akut, yakni infeksi sistemik yang menyerang saluran pencernaan. Sebelum abad 19 penyakit ini dianggap sama dengan Thipus. Demam thipus merupakan salah satu bagian dari thypoid. Salmonella thypi dan paratyphi hanya menyerang manusia. Organisme ini menyerang manusia melalu makanan atau air yang terkontaminasi kotoran manusia yang terinfeksi. Penularan langsung dari manusia ke manusia jarang terjadi. Typhoid adalah masalah kesehatan global.
Gejala: Penderita biasanya mengalami demam lebih dari seminggu. Selain itu, penderita merasa tidak enak badan, kepala pusing, nafsu makan berkurang. (www.detikhealth.com)
4. Cholera
Kolera adalah suatu infeksi usus kecil karena bakteri Vibrio cholerae.
Bakteri kolera menghasilkan racun yang menyebabkan usus halus melepaskan sejumlah besar cairan yang banyak mengandung garam dan mineral.  Karena bakteri sensitif terhadap asam lambung, maka penderita kekurangan asam lambung cenderung menderita penyakit ini.
Kolera menyebar melalui air yang diminum, makanan laut atau makanan lainnya yang tercemar oleh kotoran orang yang terinfeksi.  Kolera ditemukan di Asia, Timur Tengah, Afrika dan Amerika Latin. Di daerah-daerah tersebut, wabah biasanya terjadi selama musim panas dan banyak menyerang anak-anak. Di daerah lain, wabah bisa terjadi pada musim apapun dan semua usia bisa terkena.
Gejala dimulai dalam 1-3 hari setelah terinfeksi bakteri, bervariasi mulai dari diare ringan-tanpa komplikasi sampai diare berat-yang bisa berakibat fatal. Beberapa orang yang terinfeksi, tidak menunjukkan gejala.
Penyakit biasanya dimulai dengan diare encer seperti air yang terjadi secara tiba-tiba, tanpa rasa sakit dan muntah-muntah. Pada kasus yang berat, diare menyebabkan kehilangan cairan sampai 1 liter dalam 1 jam. Kehilangan cairan dan garam yang berlebihan menyebabkan dehidrasi disertai rasa haus yang hebat, kram otot, lemah dan penurunan produksi air kemih.
Banyaknya cairan yang hilang dari jaringan menyebabkan mata menjadi cekung dan kulit jari-jari tangan menjadi keriput.  Jika tidak diobati, ketidakseimbangan volume darah dan peningkatan konsentrasi garam bisa menyebabkan gagal ginjal, syok dan koma.
Gejala biasanya menghilang dalam 3-6 hari. Kebanyakan penderita akan terbebas dari organisme ini dalam waktu 2 minggu, tetapi beberapa diantara penderita menjadi pembawa dari bakteri ini.
Pencegahan dapat dilakukan dengan penjernihan cadangan air dan pembuangan tinja yang memenuhi standar sangat penting dalam mencegah terjadinya kolera.
Usaha lainnya adalah meminum air yang sudah terlebih dahulu dimasak dan menghindari sayuran mentah atau ikan dan kerang yang dimasak tidak sampai matang.
Vaksin kolera hanya memberikan perlindungan parsial dan secara umum tidak dianjurkan. Pemberian antibiotik tetrasiklin bisa membantu mencegah penyakit pada orang-orang yang sama-sama menggunakan perabotan rumah dengan orang yang terinfeksi kolera. (medicastore.com)
2.8       Pengawasan dan Pemberantasan Lalat
Pengawasan lalat dibedakan berdasarkan siklus kehidupan dan pengelompokkan lalat (Azwar, 1995).
a.                   Berdasarkan siklus hidup
1)         Yang ditujukan terhadap telur, jadi menghilangkan daerah yang mungkin dipakai sebagai tempat berkembang biak. Pengawasan cara ini disebut pengawasan lingkungan
2)         Yang ditujukan terhadap tempayak, misalnya menghindari tempat yang lembab
3)         Yang ditujukan terhadap lalat dewasa, dengan berbagai cara yang dapat dilakukan
b.                  Berdasarkan pengelompokkan lalat
1)            Yang ditujukan terhadap bentuk muda.
a)   Secara fisik atau mekanis, yakni dengan menghilangkan tempat yang mungkin dipakai sebagai tempat berkembang biak, misalnya menutup sampah dengan rapat dan lain sebagainya.
b)   Secara kimia, yakni menyiram tempat berkembang biak dengan zat kimia, seperti mempergunakan diazinon atau malathion
c)   Secara biologis, umumnya tidak diatur oleh manusia, seperti misalnya semut yang memakan telur atau tempayak lalat dan lain sebagainya.
d)  Secara cultural, yakni dengan mengubah kebiasaan manusia yang menguntungkan berkembang biaknya lalat
2)            Yang ditujukan terhadap bentuk dewasa.
a)   Secara fisik atau mekanis, yakni dengan perangkap, memakai pemukul dan lain sebagainya
b)   Secar kimia, yakni mempergunakan berbagai macam insektisida. Untuk penggunaan didalam rumahdipakai larutan pyrethrins 0,1%. Sedangkan untuk penggunaan di luar rumah dapat dipakai larutan DDT 5%, atau larutan lindane 2%. Sayangnya lalat cepat sekali resisten terhadap insektisida, dan karena itu penggunaannya harus hati hati dan harus dengan dosis yang tepat
c)   Secara biologis, seperti cicak dan berbagai jenis reptil yang menjadikan lalat sebagai mangsanya
d)  Secara kultural, yakni dengan menanamkan kebiasaan hidup bersih dan rapi, sehimngga tempat tinggal tidak dijadikan sarang berkembang biaknya lalat. Untuk melakukan pengawasan secara kultural ini perlu ditanamkan pengertian hidup sehat sejak dari kecil. Disinilah pentingnya pendidikan kesehatan, yang harus dilakukan pada anak anak sejak ia mulai mengenal kehidupan sehari hari . ke dalam pengawasan kultural ini sekaligus pula dapat dicegah kemungkinan terkena penyakit yang dibawa lalat, misalnya selalu menutup makanan, atau tidak memakan makanan yang terbuka yang sebelumnya telah dihinggapi lalat.
Perbaikan Hygiene Dan Sanitasi Lingkungan yang dapat dilakukan adalah:
1)         Mengurangi atau menghilangkan tempat perndukan lalat.
a)         Kandang ternak
a. Kandang harus dapat dibersihkan
b. Lantai kandang harus kedap air ,dan dapat disiram setiap hari
b)         Peternakan / kandang burung
a. Bila burung/ternak berada dalam kandang dan kotorannya terkumpul disangkar, kadang perlu dilengkapi dengan ventilasi yang cukup agar kandang tetap kering.
b. Kotoran burung/ternak dapat dikeluarkan dari sangkar dan secara interval dapat dibersihkan.
c)         Timbunan pupuk kandang
a.  Timbunan pupuk kandang yang dibuang ke tanah permukaan pada temperature  tertentu dapat menjadi tempat perindukan lalat. tumpukan pupuk tersebut dapat ditutup dengan plastik atau bahan lain lain yang anti lalat.
b.         Cara ini dapat mencegah lalat untuk bertelur juga dapat membunuh larva dan pupa karena panas yang keluar dari prases komposting dapat memperpendek lalat untuk keluar.
c.         Pupuk kandang yang dibuang ke tanah Pemukaan pada alasnya perlu dilengkapi dengan pancuran/pipa sekelilingnya, untuk mencegah perpindahan larva ke pupa dibawah tanah dalam tumpukkan pupuk tersebut. Pada cuaca panas, pupuk mungkin dapat menyebar ke bawah tanah dan menjadi kering sebelum lalat mempunyai waktu untuk berkembang.
d)         Kotoran Manusia
Tempat berkembang biak lalat di pembuangan kotoran (jamban) terbuka dapat dicegah dengan :
a.         Membuat Slab yang dapat menutup lubang penampungan kotoran.
b.         Jamban perlu dilengkapi dengan :
1.      Leher angsa untuk mencegah bau dan kotoran tidak dihinggapi lalat.
2.      Pipa hawa (ventilasi) dilengkapi dengan kawat anti lalat.
3.      Bila air pada leher angsa tidak baik sambungan penutup tidak rapat.
4.      Mungkin kebocoran sampai merembes pada lubang jamban.
5.      Pemasangan ventilasi pada lubang jamban dan juga menghilangkan tempat perindukan lalat.
6.      Buang kotoran di sembarang tempat dapat sebagai tempat perindukan lalat kebun (Musa Sorbens). Ini merupakan problem dimana kelompok besar dari masyarakat misalnya pengungsi, tinggal bersama sementara di pengungsian. Perlu jamban yang cocok untuk tempat pengungsian.
7.      Bila fasilitas jamban tidak ada/tidak sesuai, masyarakat pengungsi dapat melakukan buang air besar ± 500 meter pada arah angin yang tidak mengarah ke dekat tempat perindukan atau timbunan makanan dan 30 meter dari sumber air bersih. ini dapat menghilangkan sejumlah lalat didalam lokasi penampungan pengungsi.
8.      Kemudahan untuk menghilangkab kotoran di tempat pengungsian adalah dengan membuat lubang penampungan dan menutupnya dengan tanah secara berlapis, kemungkinan peningkatan perkembangan lalat pelan-pelan secara bertahap dapat ditekan.
e)           Sampah basah dan sampah Organic
Pengumpulan, pengangkutan dan pembuangan sampah yang dikelola dengan baik dapat menghilangkan media perindukan lalat. Bila sistim pengumpulan dan pengangkutan sampah dari rumah–rumah tidak ada, sampah dapat dibakar atau dibuang ke lubang sampah, Dengan catatan bahwa setiap minggu sampah yang dibuang ke lubang sampah harus ditutup dengan tanah sampai tidak menjadi tempat berkembang biaknya lalat. Lalat adalah mungkin dapat berkembang biak di tempat sampah yang permanen dan tertutup rapat. Dalam iklim panas larva lalat ditempat sampah dapat menjadi pupa dalam waktu hanya 3–4 hari. Untuk daerah tertentu, sampah basah harus dikumpulkan paling lambat 2 kali dalam seminggu.
Bila tong sampah kosong adalah penting untuk dibersihkan sisa-sisa sampah yang ada di dasar tong Pembuangan sampah akhir dibuang ketempat terbuka perlu dilakukan dengan pemadatan sampah dan ditutup setiap hari dengan tanah merah setebal 15 – 30 cm . hal ini untuk penghilangan tempat perkembang biakan lalat, Lokasi tempat pembuangan akhir sampah adalah harus ± beberapa km dari rumah penduduk.
f)           Tanah Yang mengandung bahan organik.
Lumpur dan lumpur organik dari air buangan disaluran terbuka, tangki septik dan rembesan dari lubang penampungan harus di hilangkan. Saluran air dapat digelontor. Tempat berkembang biak lalat dapat dihilangkan dengan menutup saluran, tetapi perlu dipelihara dengan baik, Air kotor yang keluar melalui outlet ke saluran dapat dikurangi. Tindakan pencegahan ditempat pemotongan hewan, tempat pengolahan dan pengasinan ikan, lantainya terbuat dari bahan yang kuat dan mudah digelontor untuk dibersihkan.
2)         Mengurangi Sumber yang menarik lalat
Dalam komdisi tertentu lalat akan ditarik pada hasil dari makanan ikan dan tepung tulang, sirop gula, tempat pembuatan susu air kotor dan bau buah yang manis khususnya mangga. Untuk mengurangi sumber yang menarik lalat dapat ddicegah dengan melakukan :
a.         Kebersihan lingkungan
b.         Membuat saluran air limbah (SPAL)
c.         Menutup tempat sampah
d.         Untuk industri yang menggunakan produk yang dapat menarik lalat dapat dipasang dengan alat pembuang bau (Exhaust)
3)         Mencegah kontak antara lalat dengan kotoran yang mengandung kuman penyakit
a.         Sumber kuman penyakit dapat berasal dari kotoran manusia , bangkai binatang, sampah basah, lumpur organik, maupun orang sakit mata.
b.         Cara-cara untuk mencegah kontak antara lalat dan kotoran yang mengandung kuman, adalah dengan :
1.         Membuat konstruksi jamban yang memenuhi syarat, sehingga lalat tidak bisa kontak dengan kotoran.
2.         Mencegah lalat kontak dengan orang yang sakit, tinja, kotoran bayi, orang sakit dan penderita sakit mata.
3.         Mencegah agar lalat tidak masuk ke tempat sampah dari pemotongan hewan dan bangkai binatang.
4)         Melindungi makanan, peralatan makan dan orang yang kontak dengan lalat
Untuk melindungi makanan, peralatan makan dan orang yang kontak dengan lalat dapat dilakukan dengan :
a.         Makanan dan peralatan makan yang digunakan harus anti lalat.
b.         Makanan disimpan di lemari makan
c.         Makan perlu dibungkus
d.         Jendela dan tempat-tempat terbuka dipasang kawat kasa.
e.         Pintu dipasang dengan sistim yang dapat menutup sendiri
f.          Pintu masuk dilengkapi dengan goranti lalat
g.         Penggunaan kelambu atau tudung saji , dapat digunakan untuk :
h.         Menutup bayi agar terlindung dari lalat, nyamuk dan serangga lainnya
i.          Menutup makanan atau peralatannya
j.          Kipas angin elektrik dapat dipasang untuk menghalangi lalat masuk
k.         Memasang stik berperekat anti lalat sebagai perangkap.
2.9       Ciri -ciri yang dipakai dalam Identifikasi Lalat
                Ciri-ciri utama yang dipakai dalam identifikasi lalat ialah sungut, tungkai-tungkai, sayap dan ketotaksi (sususnan rambut bulu, terutama dari kepala dan toraks). Kadang-kadang berbagai ciri lain dipakai, seperti kepala, dan ukuran, bentuk dan warna serangga (Borror, dkk, 1992)
a.         Sungut
Sungut sangat beragam sedikit dari famili ke famili, dan dalam beberapa hal didalam satu famili tunggal. Secara dasar sungut seekor lalat terdiri dari tiga ruas: ruas dasar (scape), pedikel, dan flagellum. Pada nematocera flagellum di bagi menjadi empat atau lebih subdivisi yang dapat bergerak dan jelas (yang kita sebut ruas-ruas, tetapi seringkali disebut flagellomer). Pada beberapa brachycera ruas sungut yang ketiga dibagi lagi, tetapi pembagian tersebut tidak sejelas antara tiga ruas dasar dan ruas yang demikian itu disebut mengalami annulasi. Pada beberapa muscomorpha bentuk ruas sungut yang kedua dapat dipakai untuk memisahkan kelompok-kelompok yang berbeda misalnya kelompok-kelompok calyptrate, acalyptrate dari lalat-lalat muscoid dalam bentuk sungut ruas yang kedua
b.        Tungkai tungkai
Ciri-ciri tungkai yang utama yang dipakai dalam memisahkan kelompok kelompok lalat adalah struktur empodium, ada tidaknya taji taji tibia, dan adanya bulu-bulu rambut tibia yang tertentu. Empidium adalah satu struktur yang timbul dari antara kuku kuku pada ruas tarsus terakhir. Empedium seperti rambut, besar dan berselaput tipis  dan menyerupai pulvilli. Pulvilli adalah bantalan bantalan pada ujung ruas tarsus yang terakhir, satu pada dasar masing-masing kuku
c.         Sayap-sayap
Pada serangga sayap merupakan pertumbuhan daerah terqum dan pleura. Dengan demikian sayap terdiri atas dua lapis tipis kutikula yang dihasilkan juga oleh lapisan epidermis yang segera hilang (Sastrodihardjo,1984). Dalam identifikasi lalat, cukup banyak dilakukan dengan ciri ciri sayap  sayap, terutama perangka sayapan. Perangka sayapan di dalam ordo secar relatif sederhana, dan kecendrungan dalam banyak famili adalah penyusutan jumlah rangka-rangka sayap. Kadang kadang warna sayap, bentuknya atau ciri gelambir gelambir pada dasar sayap berguna dalam identifikasi
d.        Khetotaksi
Pada identifikasi lalat tertentu, terutama kelompok-kelompok muscoid, penggunaan yang banyak dibuat dengan jumlah, ukuran besarnya, letak dan susunan rambu-rambut yang lebih besar pada kepala dan toraks.
e.         Kepala dan sutura sutura thorax
Kepala merupakan bangunan yang kuat yang mempunyai struktur seperti kotak. Pada kepala dijumpai alat mulut, antena dan mata, sedang didalamnya berisi otak yang terlindung dengan baik (Suharto, Wagiyana, Purnomo.2000). Sutura kepala utama yang dipakai dalam identifikasi lalat adalah sutura frontalis. Sutura ini biasanya dalam bentuk U yang terbalik, yang menjulur dari atas dasar-dasar sungut lateroventralke arah tepi tepi bagian bawah mata- mata majemuk. Antara ujung U dan dasar dasar sungut terdapat sebuah sklerit berbentuk sabit yang kecil yang disebut lunula frontalis. Adanya sebuah sutura frontalis membedakan lalat muscoid dari lalat lalat lainnya.
f.         Ukuran
Ukuran lalat merupakan bagian dalam identifikasi lalat. Lalat berukuran sedang mungkin merupakan ukuran lalat rumah atau seekor lalat biru. Untuk ukuran besar berarti lebih besar dari lalt rumah dan lalat biru, sedangkan untuk ukuran kecil berarti lebih kecil dari lalt tersebut. Sedangkan untuk ukuran sangat kecil kurang dari 3 mm panjangnya, dan sanhgat besar berarti 25 mm atau lebih.


 
Daftar Pustaka 
Santi, Devi Nuraini. 2001. Manajemen Pengendalian Lalat. Fakultas Kedokteran. Universitas Sumatera Utara. 5 Halaman (Dipublikasikan).
Azwar, Azrul. 1995. Pengantar Ilmu Kesehatan Lingkungan. Jakarta : Mutiara Sumber Widya.
Winarno, F.,G. 2006. Hama Gudang Dan Teknik Pemberantasannya. Bogor: M Brio Press
Born, Harold. 1979. Dasar Parasitologi Klinis (Alih Bahasa). Jakarta : PT. Gramedia.